Setelah mempatenkan nama baru, berikut perubahan yang dilakukan Coconut Treez sebelum dan sesudah kematian penyanyi tersebut
Nama grup musik Coconut Treez terdengar tidak asing lagi bagi pecinta musik Indonesia. Pada tahun 2021, dunia hiburan tanah air kehilangan salah satu musisi terbaik Indonesia, yaitu Steven N. Dia adalah pendiri dan penyanyi Coconut Treez. Siapa sangka sebelum langgeng, nama band Coconut Treez akhirnya dipatenkan. Ini dimulai dengan pepatah yang terlambat untuk menyingkirkan “Steven” hanya “Coconut Treez”.
Banyak cerita sebelum Steven N. Kaligis memutuskan untuk mengubah nama band yang membesarkan namanya menjadi hanya Coconut Treez. Para staf merasakan dilema besar, yaitu Rival (bass), Tege (gitaris) dan Aci (drummer). Karena itulah keinginan mendiang penyanyi Steven N. Kaligis.
Saat kami baru saja bertemu di kawasan Panglima Polim Jakarta Selatan. Rival menceritakan banyak hal yang akan dilakukan Coconut Treez setelah berganti nama. Membuat album yang berbeda dari sebelumnya, di mana dibutuhkan staf untuk membuat lagu, adalah langkah awal Coconut Treez.
“Ada beberapa pola yang kami ubah saat itu dan almarhum juga mengatakan akan membuat album, tapi di album ini masing-masing masih membuat lagu karena sebelumnya hampir delapan puluh persen lagu digubah oleh almarhum Steven Kaligis. dan juga diaransemen. Bahkan saat mereka merekam aransemen bersama,” kata Rivals.
1. Lagu baru
Perubahan dilakukan oleh Coconut Treez © KapanLagi.com/Muhammad Akrom Sukarya
Rival mengatakan lagu yang akan mengisi album baru Coconut Treez ini memiliki lirik yang lebih dewasa. Tak hanya itu, mendiang Steven Kaligis pun terus mengunjungi rekan-rekannya untuk mengawal perkembangan penulisan lagu masing-masing kolaborator.
“Nah, di sana kami hanya membuat dan mengatur pengaturan kami sendiri. Kang Aci, drummer yang jarang menyanyi, membuat lagu, dan saya dan Mas Tege juga membuat lagu. Yang menarik adalah kami semakin dekat ketika kami menancapkan nama Coconut Treez. Rasanya deket banget, jadi CD-nya,” sambung Rival.
2. Sebuah penawaran
Perubahan dilakukan oleh Coconut Treez © KapanLagi.com/Muhammad Akrom Sukarya
Tege juga mirip dengan Rival, dia juga menceritakan bagaimana dia menciptakan lagu tersebut. Tege mengatakan lagu yang ditulisnya itu sebenarnya adalah persembahan untuk mendiang Steven Kaligis yang mendahului mereka.
“Pengalaman pribadi saya berbicara tentang almarhum. Saya sangat senang bertemu dengan almarhum yang sudah sore dan berakhir di pagi hari. Kami dikarantina dan kami membuat musik, jadi kami bertemu dengannya setiap pagi. Akhirnya kami membuat lirik tentang persahabatan Lagu-lagu di album baru ini lebih dewasa, kata Rivals.
3. Buatlah sangat jauh
Perubahan dilakukan oleh Coconut Treez © KapanLagi.com/Muhammad Akrom Sukarya
Tege mengungkapkan bahwa lagu yang ia ciptakan di album Coconut Treez itu adalah So Far Away. Berbicara tentang staf Coconut Treez yang harus jauh dari keluarga saat tur. Tapi sebenarnya dia sangat jauh untuk almarhum.
“Aku tidak sengaja. Kayak almarhum punya lagu yang tak tergantikan,” pungkas Tege.
4. Ingin staf yang lebih konsisten
Perubahan dilakukan oleh Coconut Treez © KapanLagi.com/Muhammad Akrom Sukarya
Saat itu, Rival mengatakan mendiang Steven Kaligis punya alasan untuk mengganti nama agar bisa lebih bersatu dengan staf lainnya. Awalnya Steven & Coconut Treez adalah penyanyi solo yang tampil dengan iringan band, namun lama kelamaan mereka menjadi band reggae.
“Waktu itu dia bilang biar aku yang mix. Awalnya Steven & Coconut Treez adalah band solo. Kemudian karena mereka juga tidak merasa seperti band sekarang, tapi mereka sudah seperti keluarga, dia menyarankan untuk menghapus namanya. itu beberapa bulan sebelum kematian almarhum, kami mematenkan nama Coconut Trezz, “tambahnya.
5. Sempat ragu
Perubahan dilakukan oleh Coconut Treez © KapanLagi.com/Muhammad Akrom Sukarya
Dari nama band yang dipatenkan Coconut Treez, Tege menjelaskan bahwa ada keraguan tentang perubahan nama. Namun, mereka mempertanyakan keseriusan mendiang Steven Kaligis dalam mengubah nama band yang membesarkan nama mereka.
“Bukannya kami tidak setuju, ini lebih seperti, ‘Apakah kamu serius?’ Kan kan branding nama itu sudah sangat tepat katanya ‘pasti’ ok ayo kita mulai lagi dari awal dan kita sepakat kita memulainya dan kita juga bertanya kepada masyarakat bagaimana mengubah nama menjadi kebahagiaan , apapun namanya, mereka tetap mendukungnya, ” pungkas Tege.
Tapi sekarang masih banyak, di
Sumber :